- Trauma karena kecelakaan pesawat terbang. Mungkin sebelumnya dia pernah mengalami kecelakaan pesawat dan sebenarnya bikin dia takut banget untuk naik pesawat lagi.
- Pengalaman pribadi yang buruk dan mengharuskan dia naik pesawat bolak balik untuk menyelesaikannya. Misalnya nih, cewek, 17 tahun terpaksa harus di-‘ping-pong’ gara-gara orang tuanya bercerai. Perasaan seperti itu jelas jadi perasaan sedih dan stress. Cewek ini jadi berasa nggak dapat perlindungan dari kedua orang tuanya, apalagi selama dalam perjalanan. Jadilah dia takut sendiri untuk terbang. Sumbernya bukan di ‘terbang’nya tapi di perasaan nggak enaknya.
- Pengetahuan yang kurang soal pesawat, maskapai penerbangan dan piranti keselamatan. Sedikit banyak media bisa dipersalahkan soal ini. Pemberitaan kecelakaan pesawat dan maskapai yang bertanggung jawab secara over dosis bikin seseorang bisa kena aviatophobia.
Nah….sisa dari ketakutan itu bisa keluar dalam berbagai macam bentuk, seperti sesak napas, sinusitis, sakit telinga, dan kekurangan oksigen (kalau kamu perokok, akan lebih menderita dibanding non-perokok dalam mendapatkan oksigen.) Bahkan dalam tingkat yang lebih parah lagi, kamu bisa terkena hipoglikemia, alergi, dehidrasi dan gangguan aliran darah. Di tingkat psikologis, seseorang bisa terkena rumination (selalu memikirkan hal yang sama untuk pengalihan perhatian berulang-ulang), menyalahkan diri sendiri, catastrophic (selalu berpikir kejadian buruk yang akan kamu alami secara terus menerus.) Go get mentally fight!! Kasihan banget kan kalau orang yang kamu kenal dan penumpang yang ada di sebelahmu mengalami aviatophobia? Atau justru kamu sendiri yang mengalaminya? Tenang…kamu bisa membantu dengan cara seperti ini…
- Rumination - “Tenang, ambil napas dalam-dalam. Sekarang ini aman dan penerbangan akan selesai beberapa jam lagi. Setelah itu kita akan bersenang-senang di pantai, belanja souvenir. Eh…apa aja ya titipan orang rumah tadi?”
- Self-blaming - “Keputusanku naik pesawat udah benar kok. Daripada naik mobil terlalu jauh, naik kapal cuaca nggak baik. Bahkan kalau jalan kaki akan memakan waktu berbulan-bulan. Toh kejadian buruk nggak akan terjadi begitu saja.”
- Catastrophic – “ Ternyata nggak cuma aku sendiri yang menderita aviatophobia. Dan ternyata phobiaku nggak separah orang lain. Ah…masa tantangan makan serangga aja bisa kulewati, tapi terbang naik pesawat nggak bisa? Semangat! I can do this!!” · Usahakan setelah naik pesawat, tarik napas dalam-dalam dan bangun pikiran positif. Jangan sampai kepanikan menerpamu. · Bilang pada pramugari sebelum pesawat take off kalau kamu punya aviatophobia. Jadi mereka bisa siap membantumu setiap saat. Kalau aviatophobia-mu udah mulai mendera fisikmu, lebih baik segera memanggil pramugari terdekat.
Pelajari piranti penerbangan dan “suara-suara aneh” yang timbul.
Lakukan pelampiasan ketegangan ini..
0 komentar:
Post a Comment