Indahnya kalau pacaran dibilang serasi. Punya pacar yang bisa dibanggain, bahkan sampai diidolakan banyak orang. In my eyes, he almost perfect and that makes me love him sooo much. Eits…hati-hati ya. Loving too much bisa bikin dia kabur. Bukannya semakin hubungan kalian makin dekat, tapi justru bikin dia ketakutan.
Lihat dulu jarak pikiran cowok dan cewek. It’s true that boys are from Mars, girls are from Venus.
Inside Girls
Saat pertama ketemu….
“Perfect! Kayaknya sih dia cocok dan pantas jadi cowokku.”
Akhirnya, jadian juga…
“Aku adalah cewek yang pas buat kamu. Aku kan penyayang dan sepertinya kamu butuh aku banget. I will give you everything you need and what you want. Aku siap kok berkorban buat kamu.”
Cocok nggak ya…
“Wah! Kayaknya kita jodoh banget nih. Bahkan aku udah membayangkan masa depan kita nanti yang penuh bahagia. Ups…bahkan kadang aku merasa kita nggak bakal terpisahkan deh!”
“Papa telepon? Ah..biarin aja. Nanti kan juga bakal ketemu di rumah.”
“Walaupun aku suka banget sama Emo, tapi demi kamu deh, aku bela-belain pindah haluan ke dangdut.”
Penyesuaian..
“Kok kamu ngecewain aku sih sayang? Padahal kan aku udah berkorban semuanya untuk kamu. Kenapa kamu nggak memberiku cinta yang sepadan seperti yang udah aku kasih ke kamu? Kenapa pengorbananku sepertinya sia-sia aja?Kenapa?”
Hiks, setelah berakhir….
“Nggak apa deh kamu bikin aku sakit dan terlunta-lunta. Aku nggak mau pengorbananku sia-sia aja. Yang penting aku bisa ada di dekatmu. Walaupun aku harus mengorbankan semuanya sekali lagi.”
Inside Boys
Saat pertama ketemu….
“Benar nggak ya, dia cewek yang kubutuhkan?”
“I need a girl who can make up all my pain and heal my wounds. Semoga dia cewek yang tepat!”
Akhirnya, jadian juga…
“Sepertinya aku bakal nyaman kalau jalan sama dia. Nggak ada salahnya deh dijalani dulu semuanya.”
“Dari awal sih sepertinya dia penyayang dan bisa bikin aku senang banget atas semua perlakuannya. Tapi benar nggak ya dia cocok buat aku? Yah. Dijalani aja deh!”
Cocok nggak ya…
“Rasanya kamu udah meninggalkan teman dan keluargamu demi aku terlalu sering. Gimana kalau kita bagi aja waktunya.”
“Nggak setiap waktu harus aku habisin sama kamu kan, sayang?”
“Sebenarnya kamu itu jujur suka sama dangdut…atau cuma mau nyenengin aku aja? Sebenernya gimana sih aslinya kamu?”
Penyesuaian..
“Your love is too heavy. Aku nggak bisa nerima cinta yang terlalu berat.”
“Aku takut ngecewain kamu karena harapanmu terlalu besar ke aku. Sedangkan aku belum tentu mampu untuk bikin harapanmu terwujud.”
Hiks, setelah berakhir….
“I just need L.O.V.E. You made me afraid.”
“Kamu cewek yang spesial di mataku. Sayang, tuntutanmu terlalu besar buatku. Aku nggak siap untuk itu.”
Itulah bedanya….
Cewek yang sangat mencintai cowoknya cenderung untuk mengharapkan balasan yang setimpal atas apa yang udah diberikannya. Kalau itu semua nggak dipenuhi, dia merasa telah menjadi korban. Bahkan nggak jarang, cewek yang terlalu cinta sama cowoknya, sering memaksa pasangannya untuk mencintainya kembali. Dan entah kenapa selalu dibayangi ‘janji-janji semu’ yang sebenarnya dia buat sendiri dalam bayangannya.
Sedangkan cowok, selalu mengevaluasi benar nggak pacarnya adalah orang yang tepat. Makanya sampai detik-detik menjelang putus pun biasanya cowok selalu mengevaluasi lagi gaya pacarannya.
Gejala kamu udah kena “Loving too much” Syndrom
Time to WAKE UP!
Sekarang ini kamu hidup dalam loneliness and selfishness bubbles. Karena sekarang ini kamu hidup dalam impian kamu sendiri. Membuat pacarmu senang adalah kewajiban, kebiasaan dan keharusanmu. Sementara saat dia berusaha membuatmu senang, justru kamu menolaknya dengan alasan nggak sebanding dengan apa yang udah kamu buat untuknya.
Cinta sebenarnya adalah mencintai diri sendiri apa adanya. Gimana kamu mau mencintai orang lain kalau kamu nggak cinta diri sendiri. Kamu nggak akan bisa membuat orang lain nyaman kalau kamu sendiri nggak nyaman.
Pacaran yang ‘sehat’ seharusnya fun, happy dan seimbang. Bukannya timpang sebelah seperti selama ini. Sementara kamu berusaha keras menyenangkan hatinya, dia justru ongkang ongkang. Kalau memang nggak suka, bilang terus terang. Jangan menutup mata
Mungkin masalah sebenarnya ada di masa lalumu. Mungkin perceraian orang tua, pengalaman ditinggal sendirian, kebanyakan perkelahian dan percekcokan dan pengalaman ditinggalkan bisa jadi sebab kenapa kamu jadi obsessed to be loved by someone else. Kamu bisa melakukan self healing sebelum semuanya terlambat…Selalu meminta pengorbanan yang sama dari pacarmu. Kalau nggak, kamu akan merasa jadi korbannya.
Share pengalaman kamu ke orang yang lebih dewasa dan terpercaya.
I Love You Sooooo Muchhh…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
ah.. menurutku tidak sepenuhnya benar..
cinta itu bukan rumus fisika atau matematika, seperti E=MC(kuadrat
atau r(kuadrat)=x(kuadrat)+y(kuadrat)
in my opinion, cinta itu sebuah proses, entah masing2 individu yg menjalaninya, ataupun cinta itu sendiri..
jadi bagiku rumusan itu kagak berlaku yee...
kau lagi jatuh cinta karo sopo toh?
Post a Comment