RSS

How Far and How Long Can You Go For Your Best Buddy?

Sekali lagi sistem persahabatanku diuji dalam-dalam.... Setelah hampir 6 bulan aku dan boru Siagian ini nggak ketemu dan rasa kangen yang membuncah, akhirnya bertemu juga tapi sayangnya dalam situasi yang sedih. Minggu dini hari jam 2 pagi, sahabat kesayanganku kirim sms *siapa juga yang nggak kaget, jam 2 pagi gitu lho!* "Gals, minta doa buat papa yang sekarang lagi koma di ICU. Berharap untuk yang terbaik. Dan aku berharap itu adalah kesembuhan.* Malam itu langsung aku nggak bisa tidur lagi. Mengingat-ingat tahun2 pertama aku pernah bersama mereka. Tidur di kamar si adik, membangunkannya jam 4 pagi gara2 si Boru nggak dapat kamar. Akhirnya tidurlah kita bertiga di situ. Ingat banget waktu itu 9 hari setelah imlek. Perkenalan pertama yang sangat menyenangkan, dimasakkin arsik dan saksang. *Yummyyy!!* sama si tante plus dapat bonus belajar memasak sambal darah. Abang2nya *bonus lagi... teman-teman abangnya juga* ramaaahhh banget. Saking ramahnya, teman2 si abang yang genit2 itu, sering banget telpon tengah malam gara2 XL waktu itu lagi ada program gratis telpon dari jam 12 malam sampai jam 5 pagi. Si Om, yang waktu ntah untuk kedatanganku yang keberapa, ngajak makan bubur ayam di suatu tempat yang aku nggak perhatiin saking ngantuknya, dan terlihat sayang banget sama keluarganya. Plus.... *bonus lagi* cultural lag! Tiba2 baru datang dari semarang udah langsung diajak arisan keluarga. *What the heck?!* Hahahhahahah..... that was 5 years ago.

Back to main story....aku, Yuli & Ayu di Jatinegara mengantar aku pulang ke Semarang. Keseringan nebeng nginap di rumah juju nih.
Akhirnya aku sms sahabatku, Ayu, dengan nada sedikit protes kenapa kok aku nggak dikasih tahu soal komanya si Om yang ternyata udah berlangsung sejak sabtu. DAMN! Kuputuskanlah untuk segera berangkat sendainya Tuhan berkata, "TIDAK" untuk kesembuhan si OM. Selasa malam, setelah berhasil naik turun jalanan rumahku buat mengedarkan bancaan alias selametan alias kendurian, aku masih berdoa.... moga2 si Om mendapatkan berkat Tuhan dan yang terbaik terjadilah. Aku berdoa.... semoga sahabatku sayang diberi ketabahan dan kekuatan yang luar biasa. *mengingat dia mau nikah di bulan 7* Rabu pagi, jam 7, hape berdering. "Ayu calling". DAMN! It must be bad... Cuma satu kalimat dia telepon aku, "Mima, papa juju udah nggak ada." *SINGGGGG.....* Rasanya jam tanganku berhenti berdetak sampai bunyi *Tiik------ without Tokk*. Membayangkan semua kenangan yang udah berlalu dan semua doa yang dipanjatkan akhirnya didengar dan lewat begitu saja di tanggal 13 Maret 2008. Akhirnya kubulatkan tekadku, sampai kantor jam setengah 8 pagi, minta tolong OB buat beli tiket PP sedapetnya, nyelesain semua tugas kantor, titip pesen ke anak2 buat ijin sehari. Akhirnya tiket terbeli dan pulanglah aku jam 5 sore dari kantor. Beberapa teman udah menghubungiku. Nggak berani aku telepon juju. Rasanya hati ini bakal rontok kalau dengar dia menangis. Sepanjang perjalanan di kereta 7 jam malam itu, sama sekali.. aku nggak memejamkan mata. Rasanya pengen banget langsung datang ke tempat sahabatku dan memeluknya erat2. Nothing i could say. Just hugged her. Kamis, jam 3 pagi. Dengan sedikit pemaksaan, aku berhasil membangunkan Ayu dari tidurnya yang berkepanjangan, buat membukakan pintu kosnya. Kamis, jam 7 pagi akhirnya mataku memaksa bangun. Memasak sebentar untuk sarapan teman-temanku, Risa & Ayu. Jam 11 kami berangkat ke rumah duka. DAMN! pakai acara nyasar pullaaa!!! HAhahahahaha.. dasar ayu!! padahal dia udah ke sana 3 hari berturut-turut. Akhirnya setelah roaming *pakai bahasa batak* beberapa saat, sebelum acara dimulai, aku berhasil menembus kerumunan keluarga besar Siagian dan Hutapea. Melihat sahabatku sedang memeluk mamanya, abangnya yang kedua berdiri di sebelahnya, abang yang pertama sedang duduk lemas, lhoh... adeknya kok nggak ada yaaa???. Kelihatan banget sahabatku dan mamanya kaget waktu liat aku ada di sana. Langsung aja aku memeluk mamanya erat-erat....................................... Serentetan kata yang saat aku ingat waktu itu diucapkan oleh si tante, "Ingat kau ya nak... jauh2 dari semarang cuma buat tante dan om aja. Makasih ya mima. Anggap orang tua kau sendiri ini." Hampir aja air mata ini keluar, tapi tersekat di tenggorokan.... Sahabatku, Juju, lebih-lebih ke dia... aku nggak bisa ngomong apa2 lagi. Cuma pelukan yang dalam buat dia................................................................ Tangisnya pun pecah......... Rasanya nggak tega melihat dia nangis seperti itu. Dia nggak pernah nangis tersedu-sedu seperti itu soalnya.......... Akhirnya pelukanku berakhir dengan ciuman sahabat di keningnya yang penuh keringat. Pemakaman pun berlangsung. *Bahkan aku belum memberi penghormatan terakhir buat si Om!* Di pemakaman sempat terpeleset dan dengan suksesnya membuat sepatu kerjaku "mblesek" di lumpur plus *bonus lagiii...* celana jeansku satu-satunya yang kupakai dan kubawa bernoda lumpur. SHUTTT!!! Sore itu aku, yuli dan ayu, sempat ngobrol. Lumayanlah... sambil nunggu kereta ke semarang berangkat. Tiba saatnya berpamitan. Walaupun dibilang "Gila LO!" tapi tekad buat pulang ke semarang udah bulat. *Ya iyalah.. tiket pulang udah kebeli!!*. Sekali lagi aku beri pelukan hangat buat sahabatku dan mamanya. Diantar supir taksi yang berbau duren *i hate duren!!!*, sepatu penuh lumpur, celana jeans yang kotor banget, baju belum ganti, badan belum mandi, mata seperti panda karena kurang tidur, badan pegal2 masuk angin, aku bersiap di Jatinegara buat perjalanan pulang sekitar 7 jam. That's what i will do for my best buddies..... Love you Girls.....

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

3 komentar:

Anonymous said...

mima,,,
Friends Forever kalo kata juju,,
so sorrrrrryyyyyyyy gak bisa nemenin juju and ikut bersamamu larut dalam keharuan,,,
mi,,,I wish I could be a better friends,,,Please don't ever leave me even when I'm down,,Love you all galz,,,

Mimamut said...

I'm never gonna leave you...

Anonymous said...

turut berduka cita yang sedalam-dalamnya

speechless...