RSS

100 Years to Live (Maybe) - Kerja Keras Buat Siapa?

"I'm 15 for a moment
Caught in between 10 and 20
And I'm just dreaming
Counting the ways to where you are
I'm 22 for a moment
She feels better than ever
And we're on fire
Making our way back from Mars
15 there's still time for you
Time to buy and time to lose
15, there's never a wish better than this
When you only got 100 years to live
I'm 33 for a moment
Still the man, but you see I'm a they
A kid on the way
A family on my mind
I'm 45 for a moment
The sea is high
And I'm heading into a crisis
Chasing the years of my life
15 there's still time for you
Time to buy, Time to lose yourself
Within a morning star
15 I'm all right with you
15, there's never a wish better than this
When you only got 100 years to live
Half time goes by
Suddenly you�re wise
Another blink of an eye
67 is gone
The sun is getting high
We're moving on...
I'm 99 for a moment
Dying for just another moment
And I'm just dreaming
Counting the ways to where you are
15 there's still time for you
22 I feel her too
33 you�re on your way
Every day's a new day...
15 there's still time for you
Time to buy and time to choose
Hey 15, there's never a wish better than this
When you only got 100 years to live "
- Five For Fighting - "100 Years"

Belum lama ini ada yang posting dan kirim email soal betapa katroknya Indonesia dibanding negara lain. Di Jepang pejabat naik kendaraan umum buat jemput pejabat Indonesia yang naik mercy. Pengemis yang bisa tetap megang handphone sambil minta-minta. Pengungsi yang bisa tetap goyang dombret.

Kejadian itu juga menimpaku secara nggak langsung berkat ketidaksengajaan dan ketidakinginanku untuk menjadi Editor in Chief.
Ada teman yang tanya,
"Dapat fasilitas apa?"
"Dapat mobil nggak?"
"Uang pulsa lancar donggg!!!"
"Dapat ruangan sendiri ya?"
"Dibeliin handphone kantor nggak?"
"SPJ tambah dongggg..."
"Dapet tunjangan?"
"Anak buahmu berapa sekarang?"

-OK OK.. mari dijawab satu satu-

Pertama, Nggak tau dan nggak mau tau. Fasilitas itu kan bukan punyaku. Tetep aja punya kantor. Ada yang bisa dibanggain?

Kedua,
Nggak. Aku lebih suka naik motor. Soalnya irit bensin, nggak perlu takut kena macet, lebih cepat, bisa ngerasain udara dan angin sekitar, dan lihat langit biru waktu berangkat pagi.

Ketiga, Lancar dong!!! Soalnya bisa utang sama kakakku sendiri. Fyi, sekarang kakakku jualan pulsa yang modalnya dari aku (baca:bukan jatah kantor yaaa!!!)

Keempat, Dapat. Tapi kalo boleh memilih lebih baik aku satu ruangan sama teman-temanku. Soalnya aku bisa autis kalo sendirian, aku nggak bisa update berita terbaru, aku nggak bisa dekat dengan pembaca dan secara emosional nggak bisa memperhatikan teman-temanku kalau lagi ada masalah. So, ada yang mau bikinin ruangan lebih gede biar muat 10 orang?

Kelima, Dibeliin. Tapi itu bukan buat aku. Buat jatah rubrik yang kerjasama dengan salah satu provider. Nyala : cuma pas jam kerja.
Kalau bisa sih nggak perlu pake handphone kantor segala. Toh nomorku gampang dihubungi dan nggak perlu pegang seri N di tangan kanan, seri SE di tangan kiri, seri S dijepit di telinga kanan, dan seri LG di leher. Capeeekkk!! Plus bikin E-Waste makin mewabah.

Kelima, tambah. Tapi nggak seenaknya dong. Siapa bilang SPJ tambah beban kerja nggak tambah, angkat tangannn!!

Keenam, tunjangan? Tunjanganmu gediiiii!!!! hahahahahhaha.

Ketujuh, Nggak ada! Semua teman. Aku nggak pernah menganggap anak buah bapak buah dan ibu buah (kalo ibu uda pasti punya buah :D).

Fyuh...
Capek rasanya dengar orang nanyain soal fasilitas sementara kerjanya belum tentu beres.
100 years to live, it's all what we've got, kecuali mau jadi manusia tertua di dunia. Aku merasa waktu itu terlalu singkat dan aku terus menghitung hari. Kapan ya aku bisa bekerja 'baik'. Kapan aku bekerja untuk sesama. Pernah nggak merasa buat apa kerja keras, hidup lama tapi nggak ada satu orang pun yang merasa disenangkan atas hasil pencapaian kita.

Buat apa hidup selama 25 tahun tapi tidak pernah berbuat sesuatu buat orang lain. Selama ini selalu egois memikirkan diri sendiri. Pindah kerja demi peningkatan salary, pulang larut malam katanya kerja keras cari uang buat keluarga padahal minum kopi sambil nunggu macet -keluarga hanya butuh bersama bukan uang-, bikin achievement yang bagus cuma buat menyenangkan bos dan diri sendiri, sekolah tinggi2 cuma buat mendapatkan gelar dan bisa naik golongan, pakai baju bagus untuk meningkatkan performa di depan klien, just to please others for something useless.

Kalau dipikir malah kadang umur kita nggak nyampe 100 tahun. Ibuku cuma 50 tahun, dan aku udah setengahnya. Apa ya yang udah aku lakukan untuk membuat orang lain bahagia? Apa aku terlalu sibuk memikirkan diri sendiri? Sibuk untuk mengubah orang lain agar aku bahagia tapi nggak mengubah diriku sendiri.....
Sibuk mengkritik orang tapi membohongi diri sendiri?

I am counting my days.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: